Sabtu, 04 Juni 2016

Mesjid Amaliyah




            Diantara mesjid mesjid sebelumnya yang sudah pernah aku bahas, mesjid inilah yang terletak ‘paling jauh’ dari pusat kota, paling terpencil dan paling sulit untuk ditemui.. Namun, juga, diantara semua mesjid itu, mesjid Amalyah inilah yang paling bersejarah buat aku.
            Secara geografis, mesjid ini terletak di kecamatan marpoyan damai, kelurahan tangkerang tengah, dan beralamat di jalan nenas, pekanbaru, riau..
            Ada yang pernah mendengar jalan nenas..? Sebuah jalan yang merupakan ‘cabang’ dari jalan Sudirman… Setidaknya, itulah nama jalan yang dulu kukenal, sebelum jalan jalan di Pekanbaru diubah dengan nama jalan pahlawan… Sekarang, entahlah, aku sendiri lupa apakah nama jalan itu sudah berubah atau belum..
            Bagi yang belum pernah mendengar jalan Nenas atau bagi yang belum pernah menemuinya, sebenarnya sangat gampang untuk mencarinya, pertama jalan ini langsung tembus ke Jalan Sudirman, kedua, di depan jalannya terdapat parit besar dan restoran koki Sunda, juga ketiga, di depan jalannya juga terdapat plang mesjid Amalyah… Dan mesjid inilah yang akan aku bahas saat ini.
             Lalu, mengapa mesjid ini menjad ‘bersejarah’ bagiku, karena mesjid ini dekat dengan masa kecil dan masa remajaku. Disinilah dulu aku sering sholat tarawih ketika ramadhan tiba, sholat shubuh setelah zuhur, dan mesjid inilah yang selalu kulewati ketika bermain bersama teman teman masa kecilku sambil menghabiskan sore. Teman teman yang sudah sangat jauh saat ini..
            Dan sepertinya umumnya mesjid yang terus berbenah seiring berlalunya waktu, mesjid ini juga telah banyak mengalami perubahan (a.k.a perbaikan), halamannya kini semakin besar (bagian atas sungai yang dibeton), halamannya juga sudah dikelilingi pagar, serta, seperti umumnya mesjid yang ada di Pekanbaru, bagian dalam mesjid itu juga telah dilengkapi dengan ac. Serta perubahan perubahan standar bagi sebuah mesjid yang telah berdiri cukup lama… Untuk lebih jelasnya mengenai mesjid ini, bisa dilihat dari gambar gambar berikut..
            
Tampak Depan Mesjid Amaliyah
 
Bagian Depan Mesjid Amaliyah
 
Gerbang Masuk Mesjid.

Sedikit tambahan, dulu, ada beberapa orang yang keberatan dengan 'jalan' kecil diantara deretan pagar, yang disisakan untuk masuk kedalam mesjid ini. Para jamaah akan menumpuk dihalaman atau diluar halaman mesjid ketika ada event besar, seperti sholat idul fitri atau idul adha, atau juga sholat tarawih pada awal awal Ramadhan.
Pintu Mesjid
 
Bagian dalam Mesjid (jamaah sholat jum'at)
(Masih) jamaah sholat jum'at
 Yups, memang, aku 'kembali kesini' bermaksud untuk melaksanakan sholat jum'at, sekaligus mengunjungi ibuku..
Kemudian, terakhir, tempat berwudhu di mesjid ini memang tidak terlalu luas.. Toiletnya juga cuma dua dan, yang disayangkan buatku, tidak bisa dikunci dari dalam... Agak 'menakutkan' jika digunakan untuk buang air besar.
Tempat Wudhu Pria (bagian dalam ruangan, dekat toilet a.k.a kamar mandi)

Tempat berwudhu bagian luar, harusnya hanya untuk jamaah laki laki
Tempat Berwudhu dan Toilet Pria

 Udah, mungkin gitu aja yang bisa gue bahas... Bagi yang ingin tahu lebih lanjut tentang mesjid ini, kunjungi aja... Ada planknya kok, di depan jalan nenas, di dekat rumah makan koki sunda, pekanbaru...

Jumat, 03 Juni 2016

Festival Siak:Sebuah Percobaan Mendongkrak Pariwisata Pekanbaru



            Dulu, sewaktu masa masa sekolah, satu hal yang dapat kuingat adalah ketika telah melewati sungai siak (melalui jembatan Leighton) berarti aku sudah cukup jauh dari rumah. Salah satu sungai yang terbesar di Pekanbaru itu seolah merupakan batas antara dua kota, Pekanbaru dan Rumbai… Masih dapat kuingat dengan jelas, mesan yang kudapat ketika melintasi sungai itu melalui jembatan. Ketika horizon langit terlihat biru menghampar, ada perasaan jauh dari rumah yang entah mengapa membuatku sejenak menikmati perjalanan. 
 
Sungai Siak dengan Jembatan Siak II
            Ada banyak hal yang mungkin dapat kuceritakan tentang sungai siak, dari yang mistis seperti buaya putih, keangkeran sungai siaknya atau yang logis seperti banyaknya muda mudi yang menghabiskan waktu dengan duduk duduk di tepi sungai sambil menikmati jagung bakar.
Dalam wikipedia dikatakan bahwa, “Sungai Siak adalah sebuah sungai yang terletak di provinsi Riau, Indonesia. Merupakan sungai terdalam di Indonesia, yang kedalamannya dahulu mencapai 30 meter, namun akibat pendangkalan kini tinggal sekitar 18 meter.[1] sehingga dahulunya sungai ini dapat dilalui oleh kapal-kapal besar seperti kapal tanker dan kapal peti kemas. Pada sehiliran sungai ini terdapat banyak pabrik di antaranya pabrik kelapa sawit, pabrik pengolahan kayu dan juga pabrik kertas.”
Di Pekanbaru, bahkan mungkin juga di Indonesia, sungai siak memang terkenal, meskipun sepertinya tidak begitu memantik kebanggaan dari penduduk kota ini. Mungkin karena airnya yang kotor, atau karena bau limbah pabrik, atau karena ada orang orang yang memilih sungai ini untuk menghabisi hidup mereka, atau juga karena ada cerita cerita mistis yang menakutkan dari sungai ini.. entahlah. Paling tidak, itu menurutku...
Air Sungai Siak yang kelihatan Kecoklatan
           Saat ini, sejak tanggal 2-4 Juni, sepertinya dengan tujuan untuk mendongkrak lagi potensi pariwisata sungai siak, Pemerintah Kota Pekanbaru mengadakan Festival sungai siak.
            Dalam laporannya, Republika.co.id menyatakan, “Festival Sungai Siak 2016 digelar mulai tanggal 2 sampai 4 Juni, dimeriahkan berbagai acara seperti parade perahu, lalu pentas seni dan tradisi, permainan tradisional, pesta kuliner, pameran foto, lomba foto, lomba mengarang serta lomba mewarnai.
Acara itu mengambil lokasi di bawah Jembatan Siak III atau Jembatan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamsyah atau tepatnya di Rumah Singgah Tuan Kadi, Kelurahan Kampung Bandar, Kecamatan Senapelan. Terdapat puluhan stan bazar kuliner, kerajinan atau lainnya dari usaha mikro, kecil dan menengah setempat pada lokasi acara festival yang turut dihadiahi beberapa produk seperti kain tenun dan kerajinan dari berbagai kegiatan lomba yang digelar.
 
Jembatan Siak III
Yaa, begitulah, semoga saja acara tersebut mampu menjadi cikal bakal peningkatan pariwisata di Pekanbaru…
Pada hari ini, tanggal 3 Juni 2016, aku menyempatkan diri untuk melihat langsung festival itu. Dan entah mengapa, menurutku, festival itu tidak terlalu ramai dikunjungi masyarakat Riau…Atau mungkin, aku yang berada pada waktu dan tempat yang kurang tepat...
Festival Siak yang kurang ramai pengunjung
Tempat Duduk di samping sungai siak dekat diadakannya Festival Siak
Kalau yang ini lumayan ramai
Ibu ibu yang menunggui dagagannya
Parkirannya sih lumayan
            Tapi setidaknya, upaya pemerintah untuk meningkatkan sector pariwisata kota Pekanbaru melalui acara ini, harus diapresiasi dengan baik..
            Udah, mungkin gitu aja… Silahkan dinikmati sendiri gambar gambarnya..
#Para Sponsor

#Para Sponsor
Para Pedagang yang Meramaikan Festival Siak
(Masih) Para Pedagang
Bagi yang ingin mengunjungi Festival Siak, masih ada besok kok, hari terakhir...Bisa dilihat sendiri, 'kemeriahan' dari festival ini...
Silahkan menikmati liburan sambil menunggu ramadhan..

Rabu, 01 Juni 2016

Mesjid Iqamatuddin


 
            Masih dalam rangka menyambut ramadhan, sekarang adalah mesjid ke empat yang aku bahas. Terlepas dari apa manfaat atas tulisan ini, setidaknya dengan menulis semua ini aku telah melakukan sesuatu cara sederhana untuk  mengungkapkan rasa rinduku kepada Ramadhan.. #MendadakBaper.
            Mesjid juga terletak di jl Soetomo dan sebenarnya bertetangga dengan mesjid mesjid Al Mukhlisin yang aku bahas kemarin.
 
Alamat Mesjid Iqamatuddin
Harus diakui sebelumnya bahwa mesjid ini masih kurang megah, kurang besar, dan kurang nayaman dibandingkan dengan mesjid al Mukhlisin tersebut.. Tapi tetap aja, mesjid adalah mesjid, sebuah tempat suci dan mulia, tempat kaum muslimin beribadah kepada Rabbnya...
            Persamaannya dari kedua mesjid ini adalah, mereka  sama sama terletak di tengah kota dan menjadi tempat persinggahan orang orang yang dalam perjalanan ketika waktu sholat tiba.
            Secara geografis, mesjid ini bertetangga dengan SMP Negeri 4 Pekanbaru dan Dispora, juga berdekatan dengan sma 9 dan satu dua rumah penduduk.
            Dan seperti mesjid mesjid pada umumnya, menjelang Ramadhan, mesjid Iqomatuddin ini pun mempercantik dirinya, menambah beberapa bagian didalam maupun luar mesjidnya, seperti AC dan kaca kaca jendela serta pintu yang jelas bertujuan agar dinginnya ac tidak terkontaminasi oleh panasnya udaara luar. 
AC dan Pintu yang baru diadakan menjelang Ramadhan
 
Pintu dan Jendela Baru
Kalau tempat berwudhunya, standar sih, ngak terlalu jauh kayak di mesjid agung, ngak terlalu dekat juga kayak di mesjid Ar Rahman, hanya saja, krannya sedikit, jadi kalau lagi ramai, harus ngantri untuk berwudhu... Selain itu toiletnya juga ngak nyaman... 
Tempat berwudhu di halaman, total ada dua keran
 
Tempat Wudhu dan Toilet Pria, total ada 6 Kran untuk wudhu+ 3 Kamar Mandi untuk toilet
Jadi, gitu aja, silahkan dikunjungi sendiri mesjid ini... 
Ini beberapa penampakannya di dalam maupun di luar mesjid pada hari ini, 1 Juni 2016.
Menuggu Waktu Sholat Zuhur
(Masih) Menunggu

Penampakan Mesjid dari Luar
Penampakan Mesjid dari Luar (dengan sisi yang berbeda)

bagian luar mesjid yang seberang jalannya adalah SMPN 4

Itu aja ulasan mesjid kali ini, semoga bermanfaat...