Selasa, 27 September 2016

CFD Panam dan Stadion yang Terbengkalai.

            Hari minggu itu, tanggal 25 September kemarin, cahaya pagi dari sang surya,  terasa menghangatkan sisa sisa hujan malam sebelumnya. Sesuai agenda antara aku dan istriku, pagi itu, kami bergerak ke daerah panam sekedar menikmati hangatnya suasana pagi.
            Sekitar setengah jam, dengan laju kendaraan santai, kami telah sampai di tempat yang kami tuju dan tidak seperti yang kuperkirakan sebelumnya, ternyata CFD di daerah panam, tidaklah begitu ramai, jauh lebih lenggang dibandingkan dengan CFD di jalan gajah mada-diponegoro, itu pun kalau bisa dikatakan sebagai CFD.
            Yups, menurutku, lebih tepat lagi kalau acara minggu pagi di daerah panam di jalan naga sakti tersebut acara olahraga biasa. Tidak ada jalan yang dikosongkan dari kendaraan bermotor, seperti jalan Diponegoro dan Jalan Gajah Mada.  Tulisanku tentang CFD di jalan gajah mada dan jalan Diponegoro dapat dilihat pada link berikut http://pekanbarutodays.blogspot.co.id/2016/09/car-free-day-pekanbaru-liburan-murah.html
            Masyarakat yang datang kesana, memarkirkan kendaraan mereka di Jalan naga sakti, kemudian menaiki jenjang menuju stadion utama Riau. Tidak ada jalan protokol yang harus dibebaskan dari kendaraan bermotor, sebagaimana 'konsep' CFD pada umumnya. Berita simpang siur yang sempat aku dengar atau dibaca istriku di internet, ternyata tidak sepenuhnya tepat...
          Namun, karena sudah terlanjur berada di tempat itu, aku nikmati saja pagi ini seperti apa adanya... Bersama masyrakat yang lain, aku memulai olahraga pagiku dengan menaiki jenjang yang agak agak mirip dengan jenjang 40 dibukittinggi (ini menurutku lho ya), berjalan bersama pengunjung lainnya, kemudian menyaksikan sebuah gedung besar, terlihat megah, namun terbengkalai. 
              Itulah Stadion Utama Riau.
            Sebelumnya, aku telah menulis tentang terbengkalainya stadion utama ini (silahkan di cek link nya http://pekanbarutodays.blogspot.co.id/2016/07/stadion-utama-riau.html) dan pada kali ini, aku menyaksikannya dengan lebih jelas lagi.
            Dan memang, harus kukatakan sekali lagi, stadion ini benar benar terbengkalai. Gambar gambar betapa terbengkalainya stadion ini, bisa dilihat dari gambar gambar berikut. 
Salah satu 'pintu masuk' yang ditutup triplek
Semak semak yang mulai meninggi

Genangan Air di Depan Stadion Sisa Hujam Semalam
(Masih) Genangan Air
Semak semak sekitar stadion
        

    Secara pribadi, aku sangat menyayangkan keadaan ini. Selain fakta bahwa keadaan stadion yang terbengkalai, view dari tempat ini menurutku cukup indah. Lalu, jika kita sandingkan antara stadion utama riau dan view yang bisa kita lihat disana, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa di tempat ini, ada perpaduan antara keindahan dan kemewahan..
            Hanya saja, yang sangat disayangkan adalah, Stadion itu terbengkalain.
           Keindahan dan kemewahan yang dapat dilihat dari sana, justru menjadi sebuah ironi, betapa semuanya terasa sia sia…
            Namun, paling tidak, masyarakat masih bisa sedikit memberdayakannya dengan berolahraga disana sehingga dapat menjadi pasar bagi beberapa kalangan sehingga dapat menambah penghasilan mereka. Tapi, tetap aja, menurutku belum dapat mengganti semua modal yang dikeluarkan untuk membangunnya...             
Masyarakat yang berolahraga di sekitar stadio

 Dan bagi yang capek berolahrag (serta tidak takut gemuk), ditempat ini juga ada beberapa jajanan yang mungkin bisa di jajal. Sebagai contoh, kerupuk kuah (gambarnya saay sertakan dibawah). Kerupuk ini menurutku cukup recomended buat dicoba. Harganya tidak mahal (hanya 3000 rupiah) dan rasanya tidak mengecewakan.

Kerupuk Kuah: Jajanan di Sekitar Stadion (Tamabahan)

Mungkin gitu aja. Ketika pemerintah tidak bisa menggunakan 'proyek triliunan' ini dengan sesuatu yang lebih produktif, marilah kita menggunakannya dengan sesuatu yang sederhana, namun semoga saja memiliki makna. Seperti berolahraga dan mendukung perkembangan ekonomi masyarakat disana..
Udah, itu aja...





Kamis, 22 September 2016

Mesjid Raya Pekanbaru: Mesjid Pertama di Pekanbaru.

Mesjid Raya
            Setiap orang di Pekanbaru barangkali mengetahui bahwa daerah pertama yang dibandung di kota ini, adalah daerah disekitar sungai siak. Disanalah cikal bakal adanya kota pekanbaru. Dan jika memang kita ingin berpikir sedikit adil dan menyeluruh, cerita ini juga berlaku buat kota kota besar lainna yang ada di dunia dan tercatat abadi di buku buku sejarah, taroklah seperti kota kota di samping sungai nil, disamping sungai eufrat dan tigris,atau kota kota disamping sungai hindus dan gangga.
            Daerah tepian sungai, atau lebih tepatnya daerah di sekitar sumber perairan, memang sering menjadi daerah yang merupakan awal mula sebuah kota… Bukan hanya sungai, bahkan hanya sekedar mata air.. Contohnya kota mekah, yang ramai dan tumbuh menjadi kota besar, diawali dengan keberadaan air zam zam disana.
            Tapi, meskipun tidak seperti kota kota besar lainnya yang telah tercatat dalam sejarah, Pekanbaru tetaplah menjadi kota yang ramai. Dan sebagai sebuah kota dengan masyarakat yang beragama, ketika kota ini mulai tumbuh, dibangunlah sebuah mesjid yang terletak dipusat keramaian kota (pada saat itu).
            Tepatnya, mesjid ini terletak di jalan senapelan pekanbaru, tidak begit jauh dari sugai siak dan menurut salah satu situs pemerintah kota pekanbaru, mesjid ini dibangun pada abad ke 18 atau tepatnya tahun 1762 Masehi pada masa sultan siak yang bernama Sultan Abdul Jalil Amaludin Syah. Lengkapnya bisa dibaca di link berikut http://bappeda.pekanbaru.go.id/artikel/2/mesjid-raya-pekanbaru--sejarah-berdirinya-situs-sejarah-dan-pergantian-nama/page/1/ 
            Waktu berlalu, meskipun telah berabad abad lamanya, Mesjid Raya Pekanbaru ini tidaklah semegah mesjid mesjid lain yang ada di Pekanbaru. Beberapanya telah saya bahas ditulisan tulisan berikut ini..
            Tapi tetap saja, mesjid yang terletak di jalan senapelan ini, memiliki apa yang tidak dimiliki oleh mesjid mesjid lainnya, yaitu nilai sejarah. Jadi bagaimanapun mesjid mesjid tersebut mempercantik diri mereka, tetaplah mesjid raya menjadi yang pertama.
            Hari itu, tanggal 21 September 2016 yang lalu, karena ada satu keperluan, aku menyempatkan diri untuk sholat ashar di mesjid tersebut.
            Aku memang datang lebih cepat dari yang lain, sehingga ketika aku masuk kedalamnya, mesjid tersebut masih sepi. Entah hanya untuk hari itu atau juga berlaku pada hari hari yang lain, jarak antara azan dan iqomahnya cukup lama, dan memang begitulah menurutku yang terbaik. Sehingga yang ingin sholat dan datang agak telat karena satu dan lain hal, kemungkinan dia ketinggalan sholat berjamaah lebih kecil dibandingkan mesjid yang lain.
            Selesi sholat, barulah aku mengetahui bahwa ini adalah salah satu sholat ashar paling ramai yang pernah aku ikuti.
            Berkenaan dengan perjalananku kesana, aku sempatkan mengambil gambar gambar berikut ini. 
Pintu Gerbang (samping mesjid) *Abaikan Tulisan WC-nya
Tempat Parkir Motor
 
Tempat Berwudhu
Bagian Dalam Mesjid
                                                                                      
Tangga ke Lantai 2
                                                                                           
 
Menunggu Waktu Ashar
 
Penunjuk Waktu Sholat
 
Pembatas buat Jamaah Perempuan

Yups, mungkin segitu aja yang bisa aku bahas, lengkapnya yaa kunjungin sendiri mesjidnya..

Selasa, 20 September 2016

Car Free Day Pekanbaru: Liburan Murah Meriah Warga Pekanbaru di Hari Minggu



            Seperti kota kota besar pada umumnya, setiap hari minggu di Pekanbaru, juga ada ‘acara’ Car Free Day, hari bebas kendaraan bermotor di  beberapa titik di dalam kota tersebut.
            Ada dua tempat di Pekanbaru yang dijadikan kawasan Car Free Day. Yang pertama adalah kawasan jalan Diponegoro+Jalan Gajah Mada, kecamatan Sail. Sedangkan satu lagi di jalan naga sakti, dekat stadion utama riau, kecamatan tampan.
            Dan yang pernah kukunjungi adalah CFD di jalan Diponegoro karena tempat itu yang lebih dekat dengan rumahku dan aku sendiri belum pernah ‘menghadiri acara’ CFD di tempat yang nomor dua. Kalau untuk Jalan Naga Sakti sendiri, pernah aku singgung di tulisan ini http://pekanbarutodays.blogspot.co.id/2016/07/stadion-utama-riau.html
            Diantara kemacetan dan keruwetan kota pekanbaru di pagi selain hari minggu, sepertinya acara ini sangat diminati oleh tidak sedikit dari warga Pekanbaru. Itulah makanya, setiap hari minggu, acara CFD tersebut selalu dipadati pengunjung, sebagian besar hanya jalan jalan dan sedikit yang berolahrga. Namun ada juga yang datang karena tuntutan pekerjaan, seperti yang ingin berdagang atau para pegawai kantoran (baik negeri maupun swasta) yang datang karena agenda kantor mereka.
            Intinya adalah, di minggu pagi, Pekanbaru memiliki wajah yang berbeda jika dibandingkan hari hari yang lainnya.
            Ada banyak hal yang mungkin dapat aku bahas disini, saking banyaknya, aku sampai tak mampu menuliskannya.
           Jadi,biarkanlah gambar yang berbicara…
           Semua gambar ini aku ambil pada ‘acara CFD’ hari minggu tanggal 18 september kemarin.
           
'Pintu Gerbang' CFD dari Jl Gajah Mada
  
Tenda Acara Sosialisasi Pemilihan Kepala Daerah Pekanbaru



Mulai Ramai
Dari Semua Kalangan, Tua Muda, Kemacetan berganti dari kendaraan menjadi orang
Pasar Kaget di CFD (1)

Pasar Kaget di CFD (2)

(Masih) Pasar Kaget

Para Polwan yang Disiapkan Menjaga Keamanan CFD (?) dengan Sepatu Rodanya

Tong Sampah dekat MAN 2 Pekanbaru


            Sedikit pembahasan mengenai tong sampah. Ceritanya, seperti orang orang  pada umumnya, aku juga membeli jajanan yang terdapat pada hampir sepanjang jalan lokasi cfd. Belanjaanku pada waktu itu adalah bakso bakar plus bungkusnya.. Nah, aku membeli bakso bakar tersebut di depan gubenernuran jalan diponegoro, langsung aku habiskan saat itu juga, dan yang jadi masalah adalah, aku kesulitan mencari tong sampah untuk membuang sampah plastik yang menjadi bungkus bakso bakar tadi..
            Dan setelah berjalan beberapa meter, barulah di depan MAN2 Pekanbaru, aku menemukan tong sampah tersebut.. Jaraknya, kira kira adalah ratusan meter…
            Agak menyedihkan bukan.. Selain mungkin karena factor kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, factor ketiadaaan tong sampah, juga menjadi penyebab utama mengapa sampah berserakan sehabis acara CFD. Mudah mudahan ini menjadi koreksi kita bersama..


Bapak yang sedang bermain bersama anaknya

Satu hal terakhir yang menarik untuk aku bahas disini.  Pada umumnya, jika kita berada dikeramaian, kita akan menemukan hal hal menarik yang dapat dijadikan catatan. Tidak perlu hal yang biasa, hal yang sederhana sekalipun, menarik untuk dibahas.
            Masih ingat tentang meme perbedaan ayah atau ibu dalam mengurus anak, sebuah meme yang banyak beredar di social media, mungkin kita merasa lucu dengan meme tersebut, atau mungkn juga merasa miris.
            Gambar diatas diambil oleh istriku yang ‘agak terusik’ dengan cara si bapak dalam mengurus anaknya. Jadi ceritanya, si bapak sedang membawa anaknya jalan jalan pada acara CFD. Kereta bayi tersebut, ditarik si bapak sambil dia bersepeda. Memang dia membawa sepedanya dengan tidak begitu kencang, tapi bukankah tetap beresiko...
            Setiap orang berhak mengemukakan pendapat tentang gambar itu, namun menurut aku pribadi, keselamatan si anak, seharusnya tidak diresikokan si bapak dalam melakukan sesuatu yang menurutnya menyenangkan…

Mungkin begitu aja, bagi yang ingin menikmati liburan murah meriah di hari minggu... Silahkan kunjungi acara Car Free Day ini...