Sebelumnya, aku ingin menegaskan dulu, bahwa jalan Harapan Raya ini sekarang namanya telah berganti menjadi jalan H Imam Munandar. Akan tetapi, demi masa lalu, aku akan tetap menggunakan 'Jalan Harapan Raya' dalam tulisan ini.. Harap maklum dan mohon maaf kalau ada yang tidak berkenan.
Tidak
berlebihan kalau dikatakan jalan ini adalah salah satu jalan besar dan penting
di Pekanbaru. Sekali lagi, yang besar dan penting, bukan yang terbesar dan yang
terpenting. Jalan ini merupakan jalan penghubung antara pekanbaru kota di jalan
sudirman dengan jalan lintas timur (Hangtuah Ujung). Kita semua barangkali sudah mengetahui bahwa jalan lintas timur adalah jalan yang biasa dilewati oleh kendaraan yang menuju daerah daerah
lain di luar kota Pekanbaru, yang masih berada dalam propinsi Riau seperti contohnya rengat dan kerinci, maupun
dengan propinsi tetangga seperti Jambi.
Setiap warga Pekanbaru pasti mengenal jalan ini dan kemungkinan besar juga pernah melintasinya, meskipun hanya sekali atau dua kali.
Setiap warga Pekanbaru pasti mengenal jalan ini dan kemungkinan besar juga pernah melintasinya, meskipun hanya sekali atau dua kali.
Kini,
seperti tempat tempat lain yang ada di Pekanbaru, seperti sebuah keniscayaan
yang hadir dalam setiap perubahan waktu, daerah di sekitar jalan harapan raya
inipun telah banyak mengalami perubahan.
Dulu,
sewaktu aku masih sekolah dan tinggal bersama orang tua di kelurahan tangkerang
tengah Pekanbaru, Jembatan Sail di jalan harapan raya sudah terasa sangat jauh
buatku, namun kini, jembatan itu adalah tempat yang kulintasi sehari hari.
Bukan hanya aku, namun juga puluhan bahkan ratusan kendaraan selalu melintasi
jalanan itu setiap harinya. Tidak
seperti dulu, ketika jalanan ini masih terasa sepi buatku, ketika jalanan ini
masih kupilih sebagai sebuah tempat untuk sekedar jalan jalan sore. Kini,
kepadatan kendaraan seolah telah menjadi sesuatu yang sangat akrab disini dan sudah kurang efektif lagi jika hanya dilewati untuk sekedar jalan jalan sore.
Namun,
seiring semua keadaan yang berubah, mau tidak mau, biasanya selalu ada masalah.
Dan masalah ini yang kurasakan hampir setiap hari..
Karena
jalanannya yang cenderung lurus, kendaraan dari kedua arah di jalanan ini
biasanya melaju dengan kecepatan tinggi, sepertinya pengendara tersebut berpikir bahwa dia bisa selalu mengendalikan kendaraannya dalam kondisi apapun. Bagian yang membuatnya sedikit lebih
menjadi bermasalah buatku adalah tidak adanya pembatas jalan di hampir semua bagian jalannya dan ditambah lagi
jalanannya yang tidak begitu mulus.
Jalan Harapan Raya yang Relatif Lurus |
Sedikit Belokan di Harapan Raya |
Mungkin
sudah saatnya bagi pemerintah untuk sedikit melebarakan lagi jalan ini dan
terutama memberikan trotoar pembatas jalan seperti di jalan Sudirman dan juga
perbaikan kondisi jalan agar lebih mulus dan nyaman untuk dilewati.
Disamping
semua itu, bagaimanapun, fakta berbicara bahwa disekitar jalanan ini,
perekonomian masyarakat Pekanbaru terlihat menggeliat. Ada banyak ruko, toko,
rumah/tempat makan baik yang telah didirkan secara permanen maupun kaki lima,
serta warung warung pinggir jalan, semua ada disini.. Belum lagi perumahan
perumahan yang baru dibangun disekitaran ‘anak anak jalan’ Harapan Raya
tersebut.
Memang,
kemajuan pembangunan biasanya selalu diiringi dengan dampak negative yang
terkadang tak dapat kita hindari..Jalan ini menjadi semakin ramai dengan para pengendara yang memiliki 'karakter' yang berbeda beda.
Yang
menjadi pertanyaan adalah, bagaimana kita menyikapinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar