Selasa, 17 Mei 2016

Kuliner di Pekanbaru : Bakmie Api.


            Pertama kali makan di Bakmie Api adalah karena diajak oleh istriku entah berapa bulan yang lalu.Waktu itu, bakmie api tempat kami makan pertama kali itu terletak di jalan Lobak di daerah arengka, tepat di ujung jalannya dekat jala Soekarno Hatta, arengka. Awalnya, muncul pertanyaan kepada namanya Bak Mi Api, jawab istri aku waktu itu, itu karena masaknya berapi api, maksudnya dengan api yang besar atau tiba tiba membesar ketika mereka masak, entahlah, apakah jawaban itu bercanda atau serius. Ada juga versi lain yang mengatakan bahwa, kenapa namanya bakmie api, itu karena beberapa makanannya yang terasa cukup pedas.  
            Sekarang, sejauh yang aku ketahui, bakmie api tersebut telah buka di tiga tempat, di dekat jalan lobak itu yang pertama, ada juga di dekat mesjid agung An-Nur dan di jalan Harapan Raya, tepat di depan swalayan Mamma Mia.
            Setiap aku pulang kerja, sekitar pukul 8 atau 9 malam, aku melihat tempat selalu diisi oleh pengunjung. Tidak selalu ramai memang, tapi selalu ada. Menurutku, ada beberapa factor yang mempengaruhinya, yang pertama, karena ada beberapa menu yang dapat dipilih disana. Dari aneka macam nasi goreng, aneka macam mie goreng maupun rebus, makan nasi putih dengan lauk pauk seperti lele, ayam, tahu atau tempe, para pengunjung dapat memilih sesuai keinginan dan ‘kemampuan’ mereka. Maksudnya, kemampuan mereka dalam menghadapi rasa pedas.
            Dan malam kemarin, tanggal 16 Mei 2016, setelah pergi meninggalkan istriku karena tugas ke aceh selama 3 malam, aku memberikan sedikit hiburan kepadanya dengan mengajak ke tempat makan ini. Hiburan yang sangat sederhana, sebenarnya, namun semoga saja dapat memberikan sebuah kesan dihatinya.
            Kami berangkat kesana sehabis isya dan entah kenapa, berbeda dengan saat sebelumnya ketika kami kesana,  tempat itu terlihat lebih sepi.
            Seperti biasa, kami disuguhi ‘pertunjukan’ memasak dari para kokinya yang semuanya adalah para pria muda yang berumur sekitar 20 tahunan, paling tua 30 tahunan, dengan api kompornya membesar dengan tiba tiba.
            Dan karena mencoba mendapatkan inspirasi untuk menulis blog ini, kamipun memotret beberapa hal yang dapat kami suguhkan dari tempat itu..
            Check itu out.  
Pertunjukan memasak sang koki

(Masih) Tempat Memasak
 
Tempat Makan yang Sepi
 
Sepi

Pesanan Istri (Mie Godok Sea Food)
Pesanan Aku (Mie Godok Bakso)
Ice Lemon Tea (yang tinggi ramping), teh es gentong (yang pendek gemuk)
Es Teh Gentong (ukuran jumbo cuma 3000 rupiah)

 Yups, begitulah, menurut pendapatku, tempat ini bisa dijadian tujuan makan yang murah meriah dan in syaa Allah puas, coba aja...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar