Selasa, 10 Mei 2016

Perpustakaan Wilayah Provinsi Riau Soeman HS: Dibuang sayang.



            Hari itu, dalam kunjunganku kesana, karena memang harus masuk kantor, tidak cukup setengah jam aku berada di dalam perpustakaan itu. Aku keluar dari pintu yang berbeda dari tempat masuk tadi, tujuannya memang melihat lagi bagian bagian lain yang ada di perpustakaan itu. Selasar selatan itu tampak lengang, seperti biasa, berbeda dengan bagian utaranya yang memang lebih menarik bagi para pengunjung untuk bermain laptop atau sekedar berdiskusi dengan teman teman mereka.
 
Lenggang
            Di gedung yang berbeda dengan gedung utama perpustakaan itu, yang bersebalahan dengan gedung utama perpustakaan, terdapat Auditorium H Wan Ghalib. Tempat kerja aku saat ini, pernah mengadakan di ruangan ini, sebuah ruangan serba guna dengan beberapa kursi yang terletak di dalamnya. 
Lambang nama Auditorium
 
Pintu Masuk Auditorium
            Dan di lantai bawah di luar gedung, terdapat beberapa hal yang dapat kita jadikan catatan. Ada seorang pelukis yang sedang melukis karyanya. Ada juga beberapa benda yang dibuat berdasarkan pada teori teori fisika dasar. 
Sang Pelukis

Beberapa benda yang dibuat berdasarkan hukum fisika dasar
 
'Kursi Paku' #Ada yang berani duduk disini
            O iya, tidak ketinggalan juga, di wilayah perpustakaan ini juga terdapat sebuah mushola yang bernama al Iqra, mushola yang cukup kecil sebenarnya, namun cukuplah untuk sholat beberapa orang. Namun yang juga perlu menjadi catatan, di mushola ini hanya ada tempat berwudhu, tidak ada toilet.. Jadi, kalau ada yang ingin buang hajat, harus masuk dulu kebagian dalam perpustakaan… 
Mushola

            #Sebuah kritik
          Seperti semua hal yang merupakan hasil dari pemikiran manusia, pasti punya kekurangannya… Perbaikan dari kekurangan itu dimulai dari kemampuan dan kemauan untuk mendengarkan kritik dengan kepala dingin dan hati yang lapang, ditambah kecenderungan itu selalu membuka ruang perbaikan. Kritik inilah yang ingin aku sampaikan disini, pada tulisan ini.
            Suatu hari,entah beberapa bulan yang lalu, ketika aku datang ke perpustakaan sekitar pukul 8 pagi, lewat sedikit dari jam 8 pagi dan seperti yang kuduga, perpustakaan itu masih tutup. Pukul setengah Sembilan pagi, perpustakaan itu masih belum dibuka. Barulah, sekitar 15 menit kemudian, petugas perpustakaan mempersilahkan kami masuk. Namun, ketika aku naik dilantai satu, ada seorang bapak yang mengeluh, “cepat betul dibukanya (perpustakaan)”. Aku agak geli mendengar itu, namun memilih untuk tidak berkomentar. Cuma, muncul pertanyaan bagiku, bukankah mereka pns (?) yang jam masuknya pukul 07.30? Lalu mengapa harus menunggu sampai pukul setengah Sembilan lewat untuk membuka perpustakaan. Bersih bersih..? Atau perlu waktu untuk menyusun kembali buku buku…?? Bukankah itu bisa dilakukan beriringan dengan masuknya para pengunjung perpustakaan… Selain itu, sejujurnya, secara aturannnya, aku tidak tahu kapan sebenarnya perpustakan itu harusnya dibuka… Ada yang bisa konfirmasi…? Berbeda dengan jam keluarnya… Di salah satu tiang yang menempel pada dinding bangunan, pihak perpustakaan menegaskan bahwa jam tutup perpustakaan adalah jam 4 sore. 
Penegasan tentang jam tutup perpustakaan

            Di salah satu situs berita online inforiau.com, pada tanggal 07 Juli 2015 pernah juga dimuat berita mengenai tidak puasnya para pelanggan perpustakaan terhadap pelayanan para petugas perpustakaan itu, seperti tidak mudah senyum, atau seperti juga keluhan mengenai fasilitas perpustakaan berupa surat kabar yang tak update dan peletakkannya yang tidak rapi… Aku sendiri tidak mempermasalahkan ini, karena bagiku, masalah ketidakramahan adalah tentang persepsi atau bersifat kasuistik, mungkin mereka lagi lelah atau belum sarapan atau ada sebab lainnya. Koran yang tidak update dan letaknya yang tidak rapi, mungkin tidak sepenuhnya salah mereka…
            Namun, yang ingin kujadikan catatan adalah, alangkah lebih baiknya jika perpustakan ini buka lebih lama, kalau bisa sampai malam #ngarep… Siapa yang jaga? yaah, mungkin pemprov bisa mencari pekerja honor dari para mahasiswa  atau pihak lain yang mungkin membutuhkan ‘tambahan’ untuk dia dan keluarganya. Dananya..? Ini yang aku ngak bisa jawab…
            Bagaimanapun, tidak berlebihan kalau aku katakan bahwa perpustakaan Soeman HS ini adalah salah satu masterpiece dari pemerintah Riau, sesuatu yang pantas untuk dibanggakan, paling tidak dalam skala nasional. Agak disayangkan aja, kalau pengurusannya jauh dari kesan professional.
          Semoga tulisan ini sampai ke pihak yang punya wewenang dan kesempatan untuk memperbaiki ‘bangunan megah’ masyarakat riau ini..
            Udah, gitu aja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar