Jumat, 06 Mei 2016

Suatu sore




            Bagi sebagian besar orang, waktu sore mungkin adalah waktu yang paling banyak dikenang, sebuah waktu yang dramatis, disaat pijar sang surya terasa lembut, kemudian meredup, dan melukis pesona jingga yang menandakan datangnya senja.
            Sewaktu aku remaja dan mulai beranjak dewasa, aku terbiasa menghabiskan sore dengan berolahraga. Dan olahraga yang menjadi pilihanku adalah olahraga yang paling merakyat yang biasa dilakukan oleh banyak orang, sepakbola sama jogging.
            Dalam bermain sepakbola, bersama dengan teman teman dekat rumah, aku biasa bermain di sebuah lapangan pasir yang sangat luas yang lokasinya  sebelum MTQ (jika dari pusat kota) di sebelah kiri. Tempat yang juga pernah dijadikan sebagai sarana balap motor (motor cross). Namun seiring waktu yang berlalu, seiring usia kami yang beranjak dewasa, tempat itu kini hanya menyisakan kenangan… Dan setelah digunakan sebagai tempat mangkal truk barang, sekarang, aku tidak tahu lagi tempat itu digunakan untuk apa, sepertinya terlantar begitu saja.
            Selain itu, sebagai anak bola a.k.a pernah latihan sepakbola, aku juga biasa menghabiskan sore di sebuah tempat, sebuah lapangan rumput yang menjadi  bagian dari gubernuran riau. Ada beberapa lapangan rumput di tempat itu dan biasanya, karena jumlah kami yang sangat banyak, oleh sang pelatih kami biasanya dibagi beberapa tim…
            Kemudian, ketika mulai beranjak dewasa dan tidak lagi bermain bola, aku masih beberapa kali pergi ke gubernuran tersebut untuk lari sore, mengitari lapangan lapanga rumput yang dulu kugunakan untuk bermain sepakbola…
Bahkan dalam ingatanku, saat saat itu terasa menyenangkan…
            Hanya saja, sepertinya karena alasan keamanan dan sterilisai daerah gubernuran, sejak sekitar, sepertinya, tahun 2004, gubernuran itu tidak lagi boleh didatangi orang orang untuk berolahraga, hingga sekarang… Masih dapat kuingat, senyuman security tempat itu, yang mengusir kami ketika kami datang kesana untuk berolahraga.
            Sekarang, aku tidak tahu tempat itu (tempat kami biasanya berolahraga itu) digunakan untuk apa, sepertinya dibiarkan begitu saja. Bahkan, mungkin untuk penghijauan dan menegaskan ke-steril-annya, lapangan rumput yang kami gunakan untuk bermain sepakbola dulu, kini ditanami beberapa pohon.     
            Lepas dari sana, masa masa liburan kuliah di awal awal aku jadi mahasiswa (tahun 2004), aku juga biasanya lari sore di mtq, namun itu juga tidak bertahan lama… Sekarang, tempat aku biasa lari dulu juga terlihat lenggang, sepi, dan seperti yang lain, menyisakan sebuah kenangan yang semakin memburam seiring waktu yang berlalu. Memang MTQ (disekitar jalan arifin ahmad itu) sering digunakan untuk acara acara tertentu, namun tempat aku biasanya menghabiskan sore itu, kini terlihat sendu…
            Waktu berlalu, segala sesuatunya memang berganti, beberapa tempat yang dulu sering kukunjungi untuk menghabiskan sore dengan waktu yang bermanfaat, kini telah berubah fungsi untuk menjadi sesuatu yang sebagian besarnya tidak kumengerti…
            Namun, meskipun begitu, sore bagiku tidak selamanya kelabu.. Bahkan jika kucoba kembali mereka reka waktu yang berlalu, sebagian besar dari seluruh sore yang kulewati di Pekanbaru, selalu memberikan warna yang berbeda dan mampu membuatku rindu.
            Dan setelah berpisah dengan lapangan pasir motocross, gubernuran dan halaman mtq pekanbaru, sejak pertengahan masa kuliahku, aku telah menemukan sebuah tempat baru untuk kembali melukis warna yang berbeda dalam melewati soreku…
            Lapangan mesjid agung An-nur pekanbaru…  
Mesjid Agung Annur sore ini, 06052016

           Dulunya, ketika taman kota mungkin belum terkonsep oleh pemerintah, halaman mesjid agung annur yang terletak dijalan hangtuah pekanbaru tersebut sebenarnya cukup kecil. Lapangannya yang besar sekarang ini dulu merupakan gabungan dari sebuah jalan dua arah, stadion hangtuah dan sebuah kolam renangan kalinjuhang,
            Kini, mungkin karena tidak ada lagi tempat lain yang bisa digunakan warga kota ini untuk menghabiskan sore mereka, tempat itu sepertinya semakin ramai. Dan untuk menghormati kesucian mesjid agung annur tersebut, orang orang yang berkunjung lapangan tersebut, entah untuk berolah raga atau hanya sekedar menghabiskan sore mereka, wajib menggunakan pakaian yang menutup aurat. Sekarang, di pintu masuk halaman mesjid agung tersebut, di dekat tempat parkirnya, terpampang pengumuman tersebut. Pengumuman yang kembali ditegaskan oleh securytinya jika ada orang yang coba coba melanggarnya…
            Udah dulu, gitu aja…
Lapangan parkirnya yang cukup luas
Mereka yang menghabiskan sore diatas hijaunya rumput halaman mesjid agung An nur Pekanbaru
Sore yang semakin redup dan lapangan yang telah mulai kosong


 NB: Mohon maaf untuk kualitas gambarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar