Senin, 09 Mei 2016

Sampah di kota Pekanbaru



 
            Tahun 2015 kemarin, piala Adipura lepas dari kota Pekanbaru. Seperti yang dikabarkan oleh jaringan berita online riauheadline.com, walikota pekanbaru menyatakan lepasnya piala adipura dari kota pekanbaru adalah dikarenakan criteria criteria piala adipura tersebut saat ini ditingkatkan, dia juga menambahkan, masih dalam media yang sama, “Saat ini hanya pemerintah saja yang baru komitment dalam menjaga kebersihan setiap harinya, sementara masyarakat masih belum mau berkomitment untuk itu, maka inilah yang harus kita tingkatkan lagi.” Sedangkan dalam media yang lain, riau12.com, dikutip perkataan Rahmad seorang warga daerah tampan yang menyatakan, “kalau piala adipura lepas dari kota pekanbaru, itu wajar, karena selama ini yang berusaha keras membersihkan kota hanyalah pemerintah dengan menghabiskan milyaran rupiah untuk membuat kota ini selalu bersih, sementara masyarakatnya membuang sampah sembarangan dan acuh tak acuh dengan semua himbauan pemerintah”.
Tidak dijelaskan di media itu siapa Rahmat dan apa pekerjaannya serta apa kepentingannya terhadap semua itu, namun jelas, ada satu pertanyaan yang tersisa, benarkah masyarakat pekanbaru yang paling bertanggung jawab terhadap hilangnya piala adipura dari kita Pekanbaru.
Katanya wiki, Adipura adalah sebuah penghargaan bagi kita di Indonesia yang berhasil dalam kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan. Adipura diselenggerakan oleh Kementrian Negara Lingkungan Hidup. Istri aku sendiri yang bekerja di badan lingkungan hidup kota Pekanbaru juga menyatakan hal yang senada, partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan kota pekanbaru juga perlu dievaluasi lagi dan menjadi salah satu parameter negative yang menyebabkan piala adipura lepas dari kota ini.
Lalu bagaimana kenyataannya, terus terang, melihat apa yang terjadi dilapangan, aku sendiri rada rada setuju dengan semua pernyataan yang aku kutip diatas, seperti contoh, bisa dipertimbangkan gambar gambar berikut ini.
 
Kumpulan Sampah di jl merak ujung tangkerang tengah
 
Kumpulan Sampah di jalan pesantren Gg Saos (dekat mesjid Nurul Ikhwan) Tangkerang Timur
Kumpulan Sampah di Jl Keliling Tangkerang Timur...

Lalu, bagaimana solusinya…? 
Ada sebuah hal menarik disini. Dulu, di ujung jalan Harapan Baru (dekat Harapan Raya) di samping toko pembuatan plat cantik, sampah pernah berserakan disana... Sebelumnya, perbuatan ini direstui oleh 'pemerintah' setempat, namun lama kelamaan, semakin banyak orang yang membuang sampah pada waktu waktu yang tidak ditentukan, ini tentu saja membuat tidak nyaman sang pemilik toko disampingnya... Kini, orang orang tidak lagi membuang sampah disana, mengapa...?? Karena ada yang mempercantik tempat ini dengan meletakkan beberapa tanaman disana (maaf, aku tidak ada fotonya). Mungkin, itu salah satu solusi yang dapat dicoba.
Namun, solusi utama dari permasalahan yang cukup 'populer ini' adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat dan ini juga yang sebenarnya paling sulit. Sepertinya, membuang sampah di tempat pembuangan sampah buatan, yang mereka buat sendiri tanpa menggunakan parameter parameter baku yang harus disepakati dengan pihak berwenang, telah dianggap sebagai sebuah perbuatan yang dapat dibenarkan… Mengubah persepsi masyarakat bukanlah sebuah perkara mudah, namun tetap harus dilakukan. Kedua, ujung ujungnya, memang pemerintahlah yang sama sama kita harapkan  dapat berperan proaktif dalam menyelesaikan permasalahan ini.
Sebagai contoh, meletakkan tempat tempat sampah ‘legal’ yang bukan hanya di jalan jalan besar, namun juga di jalan jalan kecil dekat pemukiman warga. Serta, menjadikan mobil mobil pengangkut sampah milik pemerintah untuk masuk ke jalan jalan dekat pemukiman warga tersebut.
Memang, semuanya butuh proses dan tentu saja, kesadaran bersama demi kebersihan kota kita.
Udah, gitu aja. 
Bagi para pembaca yang 'tertarik' dengan masalah ini, bisa menyertakan foto tumpukan sampah di daerahnya #ngarep. Semoga 'pesan' ini sampai di pihak yang berwenang dan ada tindakan konkritnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar